Rantau, BPost – warga Kabupaten
Tapin boleh berbangga. Pasalnya, cabe asal daerah Hiyung, Tapin
dinyatakan sebagai terpedas di Indonesia. Dinas Pertanian Kabupaten
Tapin menyatakan cabe ini merupakan yang terpedas dan mengalahkan
tingkat kepedasan cabe varietas nasional.
Cabe itu diberi nama Cabe Hiyung. Cabe itu tidak
hanya unggul dari sisi pedasnya, tetapi juga unggul dalam hal kandungan
vitamin A, vitamin C dan protein daripada Cabe Tiung yang merupkan
varietas unggul nasional.
Cabe itu ditemukan di Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah, Tapin. “Bulan lalu, Cabe Rawit Hiyung itu di bawa ke laboratorium Departemen Pertanian di Bogor untuk diteliti dan hasilnya memang lebih unggul dari Cabe Tiung yang merupakan varietas unggul nasional, “jelas Kepala Dinas Pertanian Tapin, H. Masyraniansyah, Rabu (7/3).
Desa Hiyung sendiri, tempat cabe itu ditemukan, berjarak 15 kilometer dari Kota Rantau. Masyarakat setempat kemarin sedang sibuk membersihkan lahan pertaniannya untuk menanam cabe hiyung. Cabe hiyung itu mereka kembangkan dalam pot atau petak-petak tanah dalam gubuk berukuran 3x3 meter.
“Maret dan april ini kami mulai menanam Cabe Hiyung, insya Allah, panen sekitar tiga bulan ke depan, “jelas petani Cabe Hiyung, Junaidi.
Menurut junaidi, Cabe hIyung itu memang terkenal kualitasnya, bahkan sangat pedas dibanding cabe dari daerah lain. Karena itu sering pembeli asal Kalteng bahkan Kaltim datang ke Desa Hiyung untuk membeli cabe tersebut. “para pembeli itu mengatakan Cabe hIyung lebih pedas beberapa kali lipat dibanding cabe lainnya, jelas Junaidi.
Junaidi mengaku, berkat Cabe Hiyung, ekonomi masyarakat desanya menjadi lebih baik. Setiap kali panen, rata-rata warga meraup keuntungan Rp. 5 juta sampai Rp. 20 juta.
Menurut Junaidi, tingginya tingkat kepedasan cabe berukuran kecil itu kemungkinan faktor tanahnya yang bagus. Bahkan cabe Hiyung ini lebih tahan lama 4-7 hari dibanding cabe lainnya.
Cabe itu ditemukan di Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah, Tapin. “Bulan lalu, Cabe Rawit Hiyung itu di bawa ke laboratorium Departemen Pertanian di Bogor untuk diteliti dan hasilnya memang lebih unggul dari Cabe Tiung yang merupakan varietas unggul nasional, “jelas Kepala Dinas Pertanian Tapin, H. Masyraniansyah, Rabu (7/3).
Desa Hiyung sendiri, tempat cabe itu ditemukan, berjarak 15 kilometer dari Kota Rantau. Masyarakat setempat kemarin sedang sibuk membersihkan lahan pertaniannya untuk menanam cabe hiyung. Cabe hiyung itu mereka kembangkan dalam pot atau petak-petak tanah dalam gubuk berukuran 3x3 meter.
“Maret dan april ini kami mulai menanam Cabe Hiyung, insya Allah, panen sekitar tiga bulan ke depan, “jelas petani Cabe Hiyung, Junaidi.
Menurut junaidi, Cabe hIyung itu memang terkenal kualitasnya, bahkan sangat pedas dibanding cabe dari daerah lain. Karena itu sering pembeli asal Kalteng bahkan Kaltim datang ke Desa Hiyung untuk membeli cabe tersebut. “para pembeli itu mengatakan Cabe hIyung lebih pedas beberapa kali lipat dibanding cabe lainnya, jelas Junaidi.
Junaidi mengaku, berkat Cabe Hiyung, ekonomi masyarakat desanya menjadi lebih baik. Setiap kali panen, rata-rata warga meraup keuntungan Rp. 5 juta sampai Rp. 20 juta.
Menurut Junaidi, tingginya tingkat kepedasan cabe berukuran kecil itu kemungkinan faktor tanahnya yang bagus. Bahkan cabe Hiyung ini lebih tahan lama 4-7 hari dibanding cabe lainnya.
Foto: ibrahim ashabirrin
Masyraniansyah mengaku belum meneliti penyebab pedas dan bagusnya kualitas Cabe Hiyung itu. “ Tepapi yang jelas ini adalah anugrah Allah.” Katanya.
Dirincikannya, hasil penelitian terhadap Cabe Hiyung itu, yaitu tingkat kepedasannya 802,95 ppm, kandungan vitamin A 11,8836,42 IU/100 gram. Vitamin B 763,52 ppm dan kandungan proteinnya 5,83 persen. Jadi cabe Hiyung ini lebih unggul daripada Cabe Tiung yang merupakan varietas unggul nasional.
Cabe Hiyung itu dalam proses sertifikasi di pusat, namun masih satu kali lagi uji laboratorium dengan jenis cabe varietas unggul lainnya,” jelasnya. Kalau sudah berhasil tersertifikasi, berarti Cabe Hiyung asal Tapin ini akan menjadi varietas nasional dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1 komentar
Cabe atau lombok (Capsicum annum) termasuk suku Selanaceae dan merupakan tanaman
yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabe banyak
mengandung vitamin A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang rasanya pedas dan
memberikan kehangatan panas bila kita gunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur).
Kita sering melihat para ibu rumah tangga yang menanam cabe sebagai selingan yang
menguntungkan. Hasil buahnya bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, tanpa harus
membelinya di pasar.
Syarat Tumbuh
Tanaman cabe, cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak
tergenang air ; pH tanah yang ideal sekitar 5 – 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering
adalah pada akhir musim hujan (Maret – April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi,
bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada
resiko kegagalan. Usahakan dibuat saluran drainase yang baik.
Tanaman ini diperbanyak melalui biji, yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas
dari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah kita seleksi untuk bibit dijemur hingga kering.
Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru kita ambil bijinya: Untuk
areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji).
Persemaian
Tanah persemaian digemburkan dan dibikin bedengan dengan lebar 125 cm panjang
menurut ukuran tanah dan diberi pupuk kandang dan diberi TSP I Kg per meter bujur
sangkar 2 (dua) hari sebelum benih ditaburkan. Setelah itu ditutup dengan tanah atau sekam
untuk menghindari hujan dan angin. Benih cabe dapat dipindahkan setelah berumur 1 (satu)
bulan.
Pengolahan Tanah
Sambil menunggu bibit yang akan dipindahkan, tanah disiapkan dengan pengolahan yang
baik, bersamaan dengan itu diperam pupuk . kandang yang dicampur dengan TSP dan Urea
selama 20 hari (1 karung pupuk kandang + 1 Kg TSP + 1 \4 Kg Urea). Satu hektar
membutuhkan pupuk kandang 15 ton. Seminggu sebelum tanam, pupuk kandang
dimasukkan kedalam lubang tanam kurang lebih 1\5 Kg per lubang dengan jarak tanam 50 x
60 Cm. Umur bibit 1-1,5 bulan. Bila tersedia Biofert, berikan soil conditioner (penyubur
tanah) ini dengan dosis 30 Kg per hektar. Biofert membuat pemupukan lebih efisien dan
meningkatkan mutu buah cabe.
Pemeliharaan
Setelah tanaman berumur 15 – 20 hari tanam, dilakukan pemupukan pertama. Caranya
dengan mencampur Za 400 Kg, TSP 200 Kg dan KCL 50 Kg per hektar; caranya diberikan
10 gram per lubang. Pada umur 35 – 40 hari setelah tanam dipupuk lag] dengan 350 Kg Za
dan 50 Kg KC1, diberikan 15 gram per lubang.
Pemupukan selanjutnya pada umur 60 hari setelah tanam dengan memberikan Za 400 Kg
dan KCl 50 Kg diberikan 20 gram per lubang tanam. Pemupukan tetap diulangi lagi setiap 20
hari sekali setelah tanaman cabe panen 4 – 5 kali, dengan dosis seperti di atas. Untuk
meningkatkan produksi dari tanaman cabe perlu diberikan PPC seperti (Bayfolan, Super
Florosing, Gandasil D\B Grenzit, dll) dimulai pada hari ke-4, 8 dan 12 setelah tanam
kemudian satu kali seminggu.
ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) diberikan setelah tanaman berumur 15 hari, dan diberikan
setiap 20 hari sekali. ZPT yang digunakan adalah Dekamon, Darmasri, Sitosim, Atonik dan
lain-lain dengan ukuran satu sendok teh dalam 20 liter air.
Berikan mulsa jika memasuki musim kering. Mulsa mencegah penguapan daun dan tanah
serta membuat tanah lembab dan gembur.
Hama dan Penyakit
Ada musim agar penyakitnya tidak menular.
Keberhasilan kebun cabe sangat diperlukan. Kebun yang kotor akan merangsang
berjangkitnya penyakit keriting. Oleh karena itu, tanamlah bibit-bibit yang sehat. Gunakanlah
pupuk yang sesuai jenis dan dosisnya, karena pemupukan yang tepat akan berpengaruh
kepada pertumbuhan tanaman cabe yang akibatnya akan menambah daya tahan terhadap
serangan hama dan penyakit.
Pemetikan Hasil
Buah pertama telah kemarau tanaman cabe sering diserang oleh hama lalat buah (Docus
dorsalis) yang bisa merusak buah cabe, kutu daun (Myzus persiace, Tripa spp. dan Aphis
spp.) dapat di berantas dengan pestisida Orthene 75 Sp, Hosianon 40 Ec, dan Curacron
yang disemprotkan setup seminggu.
Pada muslin penghujan, tanaman cabe banyak diserang, penyakit seperti Antraknose atau
Krapak (Colectroticum capsici) dan cendawan yang menyebabkan bercak daun (Phytophtora
capsici) serta penyakit layu (Pseudomonas solanaceanum). Penyakit ini dapat dicegah dan
diberantas dengan fungisida seperti Dhitane 45 dan fungisida lainnya.
Penyakit virus yang banyak menyerang pada tanaman cabe yang mengakibatkan daun
menjadi keriting berwarna kekuning-kuningan. Dari itu lebih baik tanaman yang terserang
penyakit itu dibongkar dan dibakar dapat dipetik pada umur 80 – 85 hari setelah tanam.
Tanaman yang baik dapat dipetik 20 – 25 kali petik setiap 4 hari sekali. dengan produksi 3 – 4
ton per hektar ( 1,5 – 2 ons per rumpun tanaman).
yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabe banyak
mengandung vitamin A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang rasanya pedas dan
memberikan kehangatan panas bila kita gunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur).
Kita sering melihat para ibu rumah tangga yang menanam cabe sebagai selingan yang
menguntungkan. Hasil buahnya bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, tanpa harus
membelinya di pasar.
Syarat Tumbuh
Tanaman cabe, cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak
tergenang air ; pH tanah yang ideal sekitar 5 – 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering
adalah pada akhir musim hujan (Maret – April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi,
bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada
resiko kegagalan. Usahakan dibuat saluran drainase yang baik.
Tanaman ini diperbanyak melalui biji, yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas
dari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah kita seleksi untuk bibit dijemur hingga kering.
Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru kita ambil bijinya: Untuk
areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji).
Persemaian
Tanah persemaian digemburkan dan dibikin bedengan dengan lebar 125 cm panjang
menurut ukuran tanah dan diberi pupuk kandang dan diberi TSP I Kg per meter bujur
sangkar 2 (dua) hari sebelum benih ditaburkan. Setelah itu ditutup dengan tanah atau sekam
untuk menghindari hujan dan angin. Benih cabe dapat dipindahkan setelah berumur 1 (satu)
bulan.
Pengolahan Tanah
Sambil menunggu bibit yang akan dipindahkan, tanah disiapkan dengan pengolahan yang
baik, bersamaan dengan itu diperam pupuk . kandang yang dicampur dengan TSP dan Urea
selama 20 hari (1 karung pupuk kandang + 1 Kg TSP + 1 \4 Kg Urea). Satu hektar
membutuhkan pupuk kandang 15 ton. Seminggu sebelum tanam, pupuk kandang
dimasukkan kedalam lubang tanam kurang lebih 1\5 Kg per lubang dengan jarak tanam 50 x
60 Cm. Umur bibit 1-1,5 bulan. Bila tersedia Biofert, berikan soil conditioner (penyubur
tanah) ini dengan dosis 30 Kg per hektar. Biofert membuat pemupukan lebih efisien dan
meningkatkan mutu buah cabe.
Pemeliharaan
Setelah tanaman berumur 15 – 20 hari tanam, dilakukan pemupukan pertama. Caranya
dengan mencampur Za 400 Kg, TSP 200 Kg dan KCL 50 Kg per hektar; caranya diberikan
10 gram per lubang. Pada umur 35 – 40 hari setelah tanam dipupuk lag] dengan 350 Kg Za
dan 50 Kg KC1, diberikan 15 gram per lubang.
Pemupukan selanjutnya pada umur 60 hari setelah tanam dengan memberikan Za 400 Kg
dan KCl 50 Kg diberikan 20 gram per lubang tanam. Pemupukan tetap diulangi lagi setiap 20
hari sekali setelah tanaman cabe panen 4 – 5 kali, dengan dosis seperti di atas. Untuk
meningkatkan produksi dari tanaman cabe perlu diberikan PPC seperti (Bayfolan, Super
Florosing, Gandasil D\B Grenzit, dll) dimulai pada hari ke-4, 8 dan 12 setelah tanam
kemudian satu kali seminggu.
ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) diberikan setelah tanaman berumur 15 hari, dan diberikan
setiap 20 hari sekali. ZPT yang digunakan adalah Dekamon, Darmasri, Sitosim, Atonik dan
lain-lain dengan ukuran satu sendok teh dalam 20 liter air.
Berikan mulsa jika memasuki musim kering. Mulsa mencegah penguapan daun dan tanah
serta membuat tanah lembab dan gembur.
Hama dan Penyakit
Ada musim agar penyakitnya tidak menular.
Keberhasilan kebun cabe sangat diperlukan. Kebun yang kotor akan merangsang
berjangkitnya penyakit keriting. Oleh karena itu, tanamlah bibit-bibit yang sehat. Gunakanlah
pupuk yang sesuai jenis dan dosisnya, karena pemupukan yang tepat akan berpengaruh
kepada pertumbuhan tanaman cabe yang akibatnya akan menambah daya tahan terhadap
serangan hama dan penyakit.
Pemetikan Hasil
Buah pertama telah kemarau tanaman cabe sering diserang oleh hama lalat buah (Docus
dorsalis) yang bisa merusak buah cabe, kutu daun (Myzus persiace, Tripa spp. dan Aphis
spp.) dapat di berantas dengan pestisida Orthene 75 Sp, Hosianon 40 Ec, dan Curacron
yang disemprotkan setup seminggu.
Pada muslin penghujan, tanaman cabe banyak diserang, penyakit seperti Antraknose atau
Krapak (Colectroticum capsici) dan cendawan yang menyebabkan bercak daun (Phytophtora
capsici) serta penyakit layu (Pseudomonas solanaceanum). Penyakit ini dapat dicegah dan
diberantas dengan fungisida seperti Dhitane 45 dan fungisida lainnya.
Penyakit virus yang banyak menyerang pada tanaman cabe yang mengakibatkan daun
menjadi keriting berwarna kekuning-kuningan. Dari itu lebih baik tanaman yang terserang
penyakit itu dibongkar dan dibakar dapat dipetik pada umur 80 – 85 hari setelah tanam.
Tanaman yang baik dapat dipetik 20 – 25 kali petik setiap 4 hari sekali. dengan produksi 3 – 4
ton per hektar ( 1,5 – 2 ons per rumpun tanaman).
.nah bagaimana sih cara dan teknik menanam cabe dengan kata lain
bercocok tanam cabe dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam memulai
usaha mandiri tanaman cabe rawit atau cabe merah ini? nah anda bisa
ikuti beberapa tips dan teknik Cara Menanam Cabe Rawit Merah Yang Baik dibawah.
berikut langkah - langkah dalam menanam cabe rawit yang benar :
berikut langkah - langkah dalam menanam cabe rawit yang benar :
Menyiapkan Bibit
Bibit
merupakan faktor yang paling menentukan dalam budidaya suatu tanaman.
Meskipun pemeliharaan telah dilakukan secara maksimal, tetapi tidak
akan memperoleh hasil yang optimal kalau bibit yang ditanam dari benih
yang kurang baik. Untuk memperoleh benih yang baik adalah:
1. Pilih buah cabe yang sehat, lebih besar dari yang lainnya dan matang sempurna.
2. Buang bagian pangkal dan ujungnya.
3. Sayat bagian buah yang tersisa, kemudian ambil bijinya.
4. Jemur ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama tiga hari.
Langkah
berikutnya adalah menyemai benih yang sudah kering untuk dijadikan
bibit. Kegiatan menyemai ini diawali dengan merendam benih dengan air
hangat selama kurang lebih 30 menit. Selanjutnya benih direndam sehari
semalam dalam larutan perangsang akar. Cara membuat larutan perangsang
akar dibahas pada topik Meningkatkan Produksi Padi (2).
Benih
yang masih mengapung setelah sehari semalam direndam harus dibuang,
karena benih tersebut pertumbuhannya tidak akan maksimal. Untuk benih
yang tenggelam bungkus dengan kain basah dan biarkan sehari semalam
lagi. Keesokan harinya benih baru disemaikain.
Persemaian
harus disiapkan bersamaan dengan kegiatan merendam benih. Media yang
digunakan berupa tanah gembur yang dicampur pupuk kandang yang sudah
matang dengan perbandingan sama banyak. Masukan media persemaian ke
dalam plastik es yang diameternya 3-5 cm dan untuk tingginya cukup 6 cm
saja. Basahi media dengan larutan perangsang akar hingga lembab.
Selanjutnya, semaikan benih satu per satu. Atasnya tutup dengan media,
tipis saja, supaya benih tidak terlihat. Selama benih belum tumbuh
kondisi media harus selalu lembab dan waspada terhadap pencurian benih
yang dilakukan semut. Benih siap untuk dijadikan bibit dan dipindah
tanamkan apabila sudah memiliki empat helai daun sempurna.
Persemaian Cabe
Media Tanam
Media
tanam merupakan tempat berkembangnya akar dalam menunjang pertumbuhan
tanaman. Dari media tanam ini tanaman menyerap makanan yang berupa
unsur hara melalui akarnya. Media tanam harus sudah siap paling lambat
dua minggu sebelum tanam supaya terjadi pemadatan media yang sempurna.
Media yang baik untuk digunakan terdiri dari tanah gembur atau top soil,
kompos, dan sekam padi dengan perbandingan volume sama banyak. Aduk
ketiga bahan tadi sampai tercampur rata, kemudian masukan ke pot atau polybag yang memiliki diameter minimal 30 cm.
Bahan-bahan
di atas memiliki fungsi yang berbeda, namun satu sama lain saling
mendukung. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk
mengikat unsur hara dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar
dengan prinsip pertukaran kation. Sekam gunanya untuk menampung/mengikat
air dalam tanah, sedangkan kompos untuk menjamin tersedianya bahan
penting yang akan diuraikan menjadi hara yang diperlukan oleh tanaman.
Sebaiknya
kompos yang digunakan adalah kompos yang terbuat dari sampah dapur dan
sampah rumah tangga. Tujuannya adalah untuk ikut serta dalam menjaga
lingkungan, minimalnya yang ada di sekitar kita, dari
permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah. Disamping itu,
untuk menghemat biaya dalam pengadaan kompos. Cara pembuatan kompos
berbahan baku sampah ini bisa dilihat pada topik Mengubah Sampah Jadi Berguna atau Manfaat Sampah Rumah Tangga.
Penanaman
Seminggu sebelum tanam, media disiram dengan dua gelas MOL Keong Mas
secara merata. Sebelum disiramkan, MOL harus dicampur air terlebih
dahulu dengan dosis dua gelas MOL ditambah seember air (kira-kira 10
liter). Begitu juga sehari sebelum tanam, media harus disiram lagi
menggunakan MOL dengan dosis yang sama, tetapi dalam penyiraman cukup
segelas saja.
Bibit
yang ditanam hanya bibit yang sudah memiliki minimal empat daun
sempurna, sehat dan pertumbuhannya bagus. Proses penanamannya adalah:
1. Buat lubang persis di tengah-tengah media, kira-kira lebih besar sedikit dari ukuran media bibit.
2. Buka
plastik bibit dengan cara merobeknya. Saat merobek plastik harus
berhati-hati jangan sampai merusak media dan mengakibatkan banyak akar
yang terputus.
3. Masukan bibit ke lubang yang telah dibuat.
4. Tutup media bibit dengan media bekas pembuatan lubang, lalu ratakan.
5. Siram media tanam dengan air biasa sampai kebas.
Apabila
cuaca panas, sebaiknya tanaman diberi pelindung dari pelepah pisang
yang ditekuk menjadi dua bagian kemudian disungkupkan menutupi bibit
menyerupai bentuk segitiga sama kaki. Pemberian pelindung ini
dimaksudkan supaya bibit yang baru ditanam tetap segar dan tidak
mengalami kelayuan.
Perawatan Tanaman
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tanaman adalah:
1. Penyiraman
dilakukan secara rutin, setiap pagi dan sore hari. Kegiatan ini tidak
perlu dilakukan apabila cuaca hujan atau tanaman dikocor dengan MOL.
2. Mulai umur 7 hari sampai keluar bunga tanaman dikocor menggunakan MOL Keong Mas dengan dosis dua gelas/ember air. Setiap tanaman cukup diberi satu gelas dan diulang seminggu sekali.
3. Sejak
tanaman berbunga sampai habis masa panen pengocoran tanaman
menggunakan MOL Rebung Bambu dengan dosis dan cara pengaplikasian sama
seperti di atas. Mengenai pembuatan MOL diuraikan di bawah.
4. Penyemprotan menggunakan EM TANI 3 setiap lima hari sekali dengan dosis dua sdm/liter air.
5. Perempelan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah percabangan pertama.
6. Pencabutan tanaman liar atau rumput yang tumbuh di media tanam sekaligus dengan mengemburkan medianya.
7. Jika terjadi tanda-tanda serangan hama atau penyakit, untuk menanggulanginya, lakukan dengan menyemprotkan pestisida organik.
Tanaman tumbuh normal
MOL Rebung Bambu
Terdiri dari Rebung Bambu ½ kg, Air Cucian Beras 8 liter, Air Kelapa 2 liter, Buah-buahan Apkir 2 kg, Gula Merah ½ kg dan EM TANI 1 ½ liter. Cara pembuatanya adalah:
1. Rebung dan buah-buahan diparud/diblender/ditumbuk sampai halus.
2. Masukan kedalam ember atau drum plastik.
3. Tambahkan gula yang sudah diiris-iris, air cucian beras, air kelapa dan EM TANI 1, lalu aduk sampai merata.
4. Selanjutnya drum ditutup rapat.
5. Setiap
tiga hari sekali tutup dibuka dan cairan bahan diaduk-aduk selama
kurang lebih 15 menit. Gunakan pengaduk yang bersih dan terbuat dari
kayu/bambu/plastik.
6. Setelah dua minggu cairan disaring dan larutan siap untuk digunakan.
Tanaman cabe merupakan tanaman perdu
dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe
berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke
negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.
Tanaman cabe banyak ragam tipe
pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang
sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya
mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe
rawit dan paprika.
Secara umum cabe memiliki banyak
kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak,
Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.
Selain digunakan untuk keperluan rumah
tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya,
Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau
jamu.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan
tanaman cabe baik untuk rumah tangga maupun industri dan sejalan dengan
pertumbuhan penduduk dan pengembangan industri olahan, maka, peluang
pengembangan usaha agribisnis cabe sangat terbuka luas.
Usaha peningkatan produksi cabe yang
sekaligus meningkatkan pendapatan petani, dapat dilakukan sejak budidaya
sampai penanganan pasca panen yang baik dan benar. Salah satu langkah
terpenting dalam perbaikan teknik budidaya adalah pemilihan varietas
cabai hibrida yang akan dibudidayakan.
Saat ini telah banyak benih tanaman cabe
hibrida yang beredar di pasaran dengan nama varietas yang beraneka
ragam dengan berbagai keunggulan yang dimiliki. PT. TANINDO SUBUR PRIMA
sebagai salah satu perusahaan Agribisnis, telah merilis beberapa
varietas cabe hibrida besar dan keriting. Cabe hibrida besar yang
dirilis PT. TANINDO SUBUR PRIMA adalah Jet set, Arimbi, Buana 07,
Somrak, Elegance 081, Horison 2089, Imperial 308 dan Emerald 2078. Dan
untuk cabe hibrida keriting diantaranya, Papirus, CTH 01, Kunthi 01,
Sigma, Flash 03, Princess 06 dan Helix 036. Dan untuk cabe rawit hibrida
adalah Discovery.
PERSYARATAN TUMBUH TANAMAN CABE
Pada umumnya cabe dapat ditanam pada
dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl. Cabe dapat beradaptasi
dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban
yang tidak terlalu tinggi.
Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah
sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup
air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut
kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari
penuh dan tidak ternaungi. pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.
Tanaman cabe menghendaki pengairan yang
cukup. Tetapi apabila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban
yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri. Jika
kekurangan air tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati.
Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CABE
Dalam pembudidayaan cabe, perlu ketrampilan dan pengalaman lapangan yang memadai. Pemilihan varietas sangat penting untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan pasar.A. Persemaian Tanaman Cabe
Tahap awal budidaya cabe adalah membuat
persemaian guna menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam
sebagai bahan tanam di lapangan. Media semai yang dipergunakan hendaknya
mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup nutrisi.
Bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir
dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk
NPK grand S-15 sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember
campuran bahan tersebut.
Setelah bahan tercampur, masukkan bahan
pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm sampai 90 % penuh, dan buat
lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang telah terisi media.
Atur media pada bedeng semai yang telah
disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 –
100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah bedengan diatur membujur
utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic dengan tiang
penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat
dibuat dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang
tumbuh cukup mendapatkan sinar matahari sehingga tidak mengalami
etiolasi.
Langkah selanjutnya adalah pemeraman
benih yang bertujuan untuk mengecambahkan benih. Media pemeraman yang
digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5 lapis kertas merang yang
disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3 gram /
liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak
menumpuk. Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah
diberi perlakuan pestisida.
Media digulung atau dilipat dan disimpan
dalam suhu kamar. Untuk menjaga kelembaban media peram, semprotkan air
dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4 sampai 7 hari, benih
akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit,
benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang
disiram terlebih dahulu
Setiap pagi dan sore persemaian perlu
disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan, semprot persemaian dengan
fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara bergantian dengan
konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama persemaian,
semprot dengan insektisida winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc /
liter.
Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media semai tanpa diperam terlebih dahulu.
B. Pengolahan Tanah untuk Penanaman Cabe
Lahan yang akan dipakai tempat penanaman
harus dibersihkan dari segala macam gulma dan akar bekas tanaman lama,
agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk menghilangkan tumbuhan
yang menjadi inang hama dan penyakit. Apabila lahan banyak ditumbuhi
gulma, pembersihannya lebih baik menggunakan Herbisida Sistemik seperti
Rambo 480AS dengan dosis 2 sampai 4 liter per Hektar.
Selanjutnya lahan dibajak dan digaru
dengan hewan ternak maupun dengan bajak traktor. Pembajakan dan
penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah dan
untuk menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.
Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 –
110 cm dengan ketinggian bedengan 50 – 60 cm dan lebar parit 50 – 60 cm .
Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pengukuran pH tanah juga perlu dilakuan
dengan alat pH meter atau dengan kertas lakmus. Untuk menaikkan pH tanah
lakukan pengapuran lahan menggunakan dolomint atau kapur gamping dengan
dosis 2 – 4 ton/Ha atau 200 – 400 gram / meter persegi tergantung pH
tanah yang akan dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan
atau pada saat pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau
pupuk kandang. Pupuk kandang yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton /
Ha atau ½ sampai 1 zak untuk 10 meter panjang bedengan.
Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk NPK grand S-15, 2 kg untuk 10 meter panjang bedengan atau 2 ton / hektar.
Tahap berikutnya adalah pemasangan mulsa
plastic hitam perak yang berguna untuk menekan perkembangbiakan hama
dan penyakit, pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi
tanah, mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah serta dapat
mencegah terjadinya pencucian pupuk. Pemasangan mulsa dilakukan dengan
cara membentang dan menarik antara dua sisi dengan permukaan perak di
bagaian atas. Setiap ujung dan sisi mulsa dikancing dengan pasak. Agar
pemasangan mulsa lebih optimal dan dapat menutup permukaan bedengan
dengan baik sebaiknya dilakukan pada siang hari atau saat cuaca panas.
C. Teknik Bertanaman Cabe
Jarak tanam yang digunakan adalah 50 –
60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dengan
pola penanaman model segitiga atau zig-zag.
Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai
10 cm dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa yang
berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang dianjurkan
.
Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga
menggunakan system pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan diameter
kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal tanah
sedalam 8 – 10 cm.
Bibit cabe dipersemaian yang telah
berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4 daun, siap dipindah
tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1 – 3
hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan
hama sesaat setelah pindah tanam
Seleksi dan pengelompokan bibit
berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya. Penanaman sebaiknya
dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas,
dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan
langsung dimasukkan pada lubang tanam.
Kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.
Setelah tanaman berumur 7 – 14 hst ,
tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan normal atau mati perlu dilakukan
penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian.
Jika pada lubang tanam tumbuh gulma,
maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara mencabut . Pengendalian
gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit dengan menggunakan
cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi nozelnya
perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman
cabe.
Pewiwilan perlu dilakukan pada tunas
yang tumbuh pada ketiak yang berada dibawah cabang utama dan bunga
pertama yang muncul pada cabang utama. Pewiwilan ini dilakukan agar
pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimal.
Pengikatan dilakukan saat tanaman umur
10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang berada dibawah cabang utama
dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat tanaman berumur
30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat
pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.
Untuk memacu pertumbuhan tanaman,
dianjurkan untuk melakukan pengocoran mulai umur 7 sampai 60 hst dengan
NPK Grand S-15 konsentrasi 7 gram per liter sebanyak 250 cc pertanaman
dengan interval 7 hari . Setiap pengulangan pengocoran konsentrasi pupuk
dinaikkan 2 gram per liter. Pada saat tanaman berumur 30 hst, pemupukan
susulan pertama dilakukan dengan memberikan campuran pupuk NPK Grand
S-15 150 kg/Ha dan Urea 40 Kg/Ha. Pemupukan dilakukan dengan cara
melubangai mulsa dan menugal pada sisi tanaman dengan jarak 15 cm.
Selain tanaman dikocor, dianjurkan juga
disemprot dengan pupuk daun Mamigro Super N atau NPK spesial atau dengan
Gardena D dengan konsentrasi 2 – 5 gram / liter air mulai umur 7
sampai 30 hst dengan interval pemberian 7 – 15 hari.
Pupuk susulan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 hst dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 300 kg / Ha.
Pada saat tanaman berumur 50 hst, pupuk
susulan ke tiga dilakukan dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 dengan
dosis 350 kg/Ha. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, dianjurkan
untuk dilakukan penyemprotan dengan pupuk daun Mamigro Super P atau NPK
Spesial, Gardena B atau dengan Pupuk Mikro Fitomic . Konsentrasi untuk
Fitomic adalah 1,5 – 2,5 cc / liter dengan interval pemberian 10 – 15
hari.
Pemupukan susulan ke empat dilakukan
saat tanaman berumur 60 hst. Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK Grand
S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha.
E. Pengairan
Pengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari
atau tergantung kondisi lahan dengan cara menggenangi atau leb. Pada
waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan
agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman.
F. Hama dan Penyakit Tanaman Cabe
Hama yang sering menyerang tanaman cabe
adalah : · Ulat tanah atau Agrotis Ipsilon · Thrips ·
Ulat grayak atau Spodoptera litura · Lalat buah atau
Dacus verugenius · Aphids hijau /kutu daun · Tungau /
mite · Nematode puru akar
Ulat Tanah dengan nama latin Agrotis
ipsilon, biasa menyerang tanaman cabe yang baru pindah tanam, yaitu
dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh bahkan bisa
sampai putus. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan
insektisida Turex WP dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 g/liter bergantian
dengan insektisida Direct 25ec dengan konsentrasi 0,4 cc/liter atau
insentisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter sehari
sebelum pindah tanam.
Ulat grayak pada tanaman cabe biasa
menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan
pengendalian dianjurkan menyemprot pada sore atau malam hari dengan
insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec
atau insektisida Direct 25ec.
Lalat buah gejala awalnya adalah buah
berlubang kecil, kulit buah menguning dan kalau dibelah biji cabe
berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok. Untuk
pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap
dengan sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100EC
dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 cc per liter bergantian dengan
insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter atau
dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3-0,6 g/liter.
Hama Tungau atau mite menyerang tanaman
cabe hingga daun berwarna kemerahan, menggulung ke atas, menebal
akhirnya rontok. Untuk penengendalian dan pencegahan semprot dengan
akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 ml / liter air
bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5
cc/liter.
Tanaman yang terserang hama thrips,
bunga akan mengering dan rontok. Sedangkan apabila menyerang bagian daun
pada daun terdapat bercak keperakan dan menggulung. Jika daun terserang
aphids, daun akan menggulung kedalam, keriting, menguning dan rontok.
Untuk pencegahan dan pengendalian lakukan penyemprotan dengan
insektisida Winder 25 WP dengan konsentrasi 100 – 200 gr / 500 liter air
/ ha atau dengan Winder 100EC 125 – 200 ml / 500 liter air / Ha
bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5
cc/liter.
Nematoda merupakan organisme pengganggu
tanaman yang menyerang daerah perakaran tanaman cabe. Jika tanaman
terserang maka transportasi bahan makanan terhambat dan pertumbuhan
tanaman terganggu. Selain itu kerusakan akibat nematode dapat memudahkan
bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif
adalah dengan menanam varietas cabe yang tahan terhadap nematode dan
melakukan penggiliran tanaman. Dan apabila lahan yang ditanami merupakan
daerah endemi, pemberian nematisida dapat diberikan bersamaan dengan
pemupukan.
Penyakit yang sering menyerang tanaman
cabe diantaranya adalah · Rebah semai · Layu Fusarium ·
Layu bakteri · Antraknose / patek · Busuk
Phytophthora · Bercak daun Cercospora · Penyakit Virus
Penyakit anthracnose buah. Gejala
awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap, selanjutnya akan timbul
bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk. Untuk
pengendaliannya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan
konsentrasi 1 sampai 2 g / l air bergantian dengan fungisida Victory
80wp dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air.
Penyakit busuk Phytopthora gejalanya
adalah bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman
dan lama kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabe
pada bagian daun, batang maupun buah. Pengendaliannya adalah dengan
menyemprot fungisida Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 – 3 kg / Ha
bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentarsi 2 sampai 4 gram /
liter dicampur dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 –
1 g / liter
Rebah semai ( dumping off ) . Penyakit
ini biasanya menyerang tanaman saat dipersemaian. Jamur penyebabnya
adalah Phytium sp. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan perlakuan
benih dengan Saromyl 35SD dan menyemprot fungisida sistemik Starmyl 25WP
saat dipersemaian dan saat pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 sampai 1
gram / liter.
Penyakit layu fusarium dan layu bakteri
pada tanaman cabe biasanya mulai menyerang tanaman saat fase generatif.
Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77WP pada lubang tanam
dengan konsentrasi 5 gram / liter / lima tanaman, mulai saat tanaman
menjelang berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari.
Penyakit bercak daun cabe disebabkan
oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya berupa bercak bercincin,
berwarna putih pada tengahnya dan coklat kehitaman pada tepinya.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54WDG
konsentrasi 1,5 sampai 3 gram / liter bergantian dengan fungisida
Victory 80WP konsentrasi 2 sampai 4 gram / liter dengan interval 7 hari.
Penyakit mozaik virus. Saat ini belum
ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit mozaik virus ini. Dan
sebagai tindakan pencegahan dapat dilakukan pengendalian terhadap hewan
pembawa virus tersebut yaitu aphids.
Untuk pencegahan serangan hama penyakit,
gunakan benih cabe hibrida yang tahan terhadap serangan hama penyakit
dan yang telah diberi perlakuan pestisida. Apabila terjadi serangan atau
untuk tujuan pencegahan lakukan aplikasi pestisida sesuai OPT yang
menyerang atau sesuai petunjuk petugas penyuluh lapang.
G. Panen
Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst
yang ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah
cabe siap dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe tergantung
varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang
digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 –
5 hari sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar.
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik
buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabe dapat disimpan lebih
lama. Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di
panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat.
Pisahkan buah cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat.
Waktu panen sebaiknya dilakukan pada
pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat
pada malam hari dan belum terjadi penguapan.
H. Pasca Panen Tanaman Cabe
Hasil panen yang telah dipisahkan antara
cabe yang sehat dan yang rusak, selanjutnya dikumpulkan di tempat yang
sejuk atau teduh sehingga cabe tetap segar .
Untuk mendapatkan harga yang lebih baik,
hasil panen dikelompokkan berdasarkan standar kualitas permintaan pasar
seperti untuk supermarket, pasar lokal maupun pasar eksport.
Setelah buah cabe dikelompokkan
berdasarkan kelasnya, maka pengemasan perlu dilakukan untuk melindungi
buah cabe dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Kemasan dapat dibuat
dari berbagai bahan dengan memberikan ventilasi. Cabe siap
didistribusikan ke konsumen yang membutuhkan cabe segar.
Dengan penerapan teknologi budidaya,
penangganan pasca panen yang benar dan tepat serta penggunaan benih
hibrida yang tahan hama penyakit dapat meningkatkan produksi cabe yang
saat ini banyak dibutuhkan.
Langganan:
Postingan (Atom)